Monday, February 9, 2009

Akankah Kamu Memilih, Kawan?

Ketika perjalanan pulang dari Jogja ke Klaten, pemandangan di kanan kiri jalan Jogja Solo agak semrawut karena ada satu ajang narcis diri, yaitu temple-tempelan foto calon-calon legislative partai politik. Buanyak buanget,,,sampai-sampai membuat perutku benar-benar mual.

“Yah,, okelah,, ini adalah wujud dari suatu hak aspirasi masyarakat untuk ikut gabung dan berpartisipasi dalam pencapaian Indonesia yang lebih baik,, tapi apakah mereka benar-benar akan menjadi wakil rakyat yang bertanggung jawab?”

Itu adalah sedikit kutipan perbincanganku dengan salah seorang temanku. Memang benar, jika kali ini, mereka -calon calon wakil rakyat- agak kurang tersadarkan akan apa sih sebenarnya peran dia setelah dia memperoleh kursi empuk di pemereintahan. Bahkan, mereka sebenarnya hanya haus akan jabatan, tanpa memahami apasih politik itu, dan bagaimana hidup di dalamnya. But, this is not all of them. Tetap ada dari mereka itu yang amanah dan paham akan hakekat politi itu, tetapi ya itu presentasinya paling 5% atau 10% saja.

Tatapi kawan,, apakah dengan kondisi yang seperti itu, kita akan Golput? Apalagi kalau kawan itu mahasiswa. “Mahasiswa kok Golput”, itu adalah kata-kata teman saya yang benar-benar MJJ banget.

Sebenarnya kenapa sih kita harus memilih? Yah, karena alasan pertama adalah Hidup itu adalah pilihan. Sudah merupakan isi dari suatu kehidupan jika kita akan selalu dihadapakan pada beberapa pilihan, dan untuk melengkah ke depan, kita harus memilih.

Kedua adalah karena jika ada suatu komunitas yang lebih dari 3 orang, maka satu diantaranya tunjuklah sebagai pemimpin. Kawan, ini pemikiran dari saya lho, tapi dari hadist kawan, Hadist,,, masak mau menghelak sih? Alasan logisnya adalah jika tidak ada pemimpin, maka komunitas atau kelompok itu akan saling bertengkar untuk menentukan suatu arah tanpa ada yang mempunyai kewenangan agregat untuk memutuskanya. Kacau kan? Mau, mau, mau?

Ketiga, jika kalian bilang “nah, kalau semuanya ga ada yang baik gimana?” yah, itu mah Cuma alasan-alasan kawan aja. Tetap ada kok yang baik, tinggal bagaimana kita cari info tentang partai yang akan kita pilih itu. Oya kawan, jadi keinget ama kata-katanya bapak MUI tentang suatu hadist. “Pilihlah yang terbaik dari yang baik, dan pilihlah yang sedikit ada keburukanya dari yang buruk’. Jelas kawan??

Terakhir kawan, jangan pesimis akan kejayaan Indonesia dan the real independence of Indonesia. Semua itu butuh waktu yang tidak lama untuk mencapai itu.

No comments: