Tuesday, February 3, 2009

Perjalanan


Pengalaman adalah kunci selanjutnya untuk merengkuh kesuksesan. Pengalaman baru hanya akan muncul jika ada pekerjaan. Pekerjaan baru akan ada jika ada tawaran. Tawaran akan muncul jika ada panggilan. Dan panggilan baru akan terwujud jika ada perjalanan.

Ibarat pintu rumah, perjalaan adalah kunci untuk membuka pintu. Kita tidak akan sulit memasuki rumah jika pintu telah terbuka lebar. Anak kunci adalah alat pertama untuk melapangkan jalan kita memasuki rumah.

Konglomerat Sukamdani Sahid Gitosardjono mengerti benar hakikat perjalanan ini. Karena itu, untuk melahirkan penerus bisnisnya yang handal, pengusaha perhotelan papan atas Indonesia ini menggembleng anak-anaknya selama 10 tahun. Ia mendorong anak-anaknya untuk melakukan perjalanan agar kaya pengalaman.

Pengalaman Nabi Muhamad SAW memang patut ditiru. Di usianya yang belia, ia menempa dirinya dengan melakukan perjalanan bisnis ke sejumlah negeri di Jazirah, seperti Suriah, Jordania, Basrah, Irak, Bahrain, dan lainya.

Rasulullah saw tidak ingin kepada pamannya, Abu Thalib. Ia ingin menjadi manusia yang mandiri dan hidup berkecukupan. Akhirnya ia pun tampil sebagai seorang pengusaha kaya yang handal, professional, jujur, dan terpecaya.

Pengalaman adalah guru terbaik. Perjalanan adalah pintu awal untuk mendapatkan guru yang terbaik itu. Karena itu, sukses seseorang berbanding lurus dengan perjalanan yang dilakukanya. Semakin berwarna dan banyak perjalanan seorang pegawai, pemimpim, pengusaha, misalnya, semakin banyak pengalamannya. Maka semakin besar pula peluangya meraih kesuksesan.

Disinilah arti pentingnya silaturahmi yang dianjurkan islam. Silaturahmi memperpanjang usia dan rejeki. Karena dibalik silaturahmi itu terkandung keuntungan yang banyak bagi kita. Janganlah menutup pintu rejeki dengan memutus tali silaturahmi dan mempersempit perjalanan. Namun sayangnya tidak sedikit dari kita yang mengabaikan anjuran nabi ini.

Taken by Sabili Magazine.

No comments: